PENGELOLAAN PENGENDALIAN SISTEM
INFORMASI
Pengelolaan pengendalian-pengendalian (Managing Controls) yaitu
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Manajer Sistem Informasi untuk menyakinkan bahwa
pengendalian-pengendalian di dalam sistem teknologi informasi masih tetap
dilakukan dan masih efektif dalam mencegah ancaman dan gangguan terhadap sistem
informasi.
Tujuan dari sistem informasi tidak akan mengena jika sistem ini terganggu,
sehingga sistem informasi harus mempunyai pertahanan terhadap ancaman dan
gangguan tersebut, dan pertahanan ini harus dilakukan terus menerus.
Pengendalian di sistem teknologi informasi terbagi menjadi dua kelompok,
yaitu :
A. Pengendalian secara umum (General
Controls)
B. Pengendalian aplikasi (Application
Controls)
A. PENGENDALIAN
SECARA UMUM
Pengendalian secara umum merupakan pengendalian-pengendalian sistem
teknologi informasi yang paling luar yang harus dihadapi terlebih dahulu oleh
pemakai sistem informasinya.
Pengendalian secara umum terdiri dari :
1. Pengendalian organisasi
2. Pengendalian dokumentasi
3. Pengendalian kerusakan perangkat
keras
4. Pengendalian keamanan fisik
5. Pengendalian keamanan data
A.1. Pengendalian Organisasi
Perencanaan yang baik dan organisasi sistem informasi yang berfungsi
seperti yang diharapkan merupakan pengendalian
organisasi yang baik. Pengendalian organisasi ini dapat tercapai bila ada pemisahan tugas dan pemisahan tanggung jawab yang tegas.
Pemisahan ini dapat berupa pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara
departemen dan pemisahan tugas dan tanggung jawab di dalam departemen sistem
informasi itu sendiri.
A.2. Pengendalian Dokumentasi
Lihat
penjelasannya di materi Dokumentasi.
A.3.
Pengendalian Kerusakan Perangkat Keras
Proses pengolahan data dapat terganggu jika terjadi kerusakan perangkat
keras yang dapat menyebabkan kemacetan proses. Untuk mencegah hal ini, maka
dapat dilakukan dengan pengendalian perangkat keras, menyediakan perangkat
keras cadangan dan membeli asuransi.
Pengendalian perangkat keras komputer merupakan pengendalian yang sudah
dipasang di dalam komputer itu (built in)
oleh pabrik pembuatnya. Pengendalian ini
dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan
atau tidak berfungsinya perangkat keras (hardware malfunction).
Pengendalian perangkat keras dapat berupa :
§ Pemeriksaan pariti (Parity Check)
RAM
mempunyai kemampuan untuk melakukan pengecekan dari data yang disimpannya, yang
disebut dengan parity check. Bila data hilang atau rusak, dapat diketahui dari sebuah bit tambahan
yang disebut dengan parity bit atau check bit. Misalnya 1 byte memory di RAM terdiri dari 8 bit, sebagai parity bit
digunakan sebuah bit tambahan, sehingga menjadi 9 bit.
§ Pemeriksaan gaung (Echo Check)
Tujuan dari
pengecekan ini adalah untuk menyakinkan bahwa alat-alat input/output seperti
misalnya printer, tape drive, disk drive, dsb masih tetap berfungsi dengan
memuaskan bila akan dipergunakan.
§ Pemeriksaan baca setelah rekam (Read after write check)
Tujuan dari pengecekan ini adalah
untuk menyakinkan bahwa data yang telah direkam ke media simpanan luar telah
terekam dengan baik dan benar. Untuk mengetahui hal ini, setelah data direkam,
maka dibaca kembali untuk dibandingkan dengan data yang direkamkan, kalau sama
berarti telah direkam dengan benar.
§ Pemeriksaan baca ulang (Dual read check)
Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk menyakinkan
apakah data yang telah dibaca, telah dibaca dengan benar. Untuk maksud ini,
data yang dibaca, dibaca sekali lagi dan dibandingkan keduanya, bila sama
berarti telah dibaca dengan benar tanpa kesalahan.
§ Pemeriksaan validitas (Validity Check)
Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk menyakinkan
bahwa data telah dikodekan dengan benar.
A.4. Pengendalian Keamanan Fisik
Pengendalian keamanan fisik perlu dilakukan untuk
menjaga keamanan terhadap perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia di
dalam perusahaan.
Pengendalian keamanan fisik dapat dilakukan sebagai
berikut :
1) Pengawasan terhadap pengaksesan fisik
Pengawasan ini merupakan proteksi yang berupa
pembatasan terhadap orang-orang yang akan masuk ke bagian yang penting.
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara :
-
Penempatan satpam
-
Pengisian agenda kunjungan
-
Penggunaan tanda pengenal
-
Pemakaian kartu
-
Penggunaan Closed-Circuit
Television
2) Pengaturan lokasi fisik
Lokasi ruang komputer merupakan pertimbangan yang
penting di dalam perencanaan sekuriti. Pengendalian terhadap lokasi fisik yang
baik dari ruang komputer dapat berupa :
-
Lokasi yang tidak terganggu oleh lingkungan
-
Gedung yang terpisah
-
Tersedia fasilitas cadangan
3) Penerapan alat-alat pengaman
Alat-alat pengaman tambahan dapat digunakan untuk
mengendalikan hal-hal yang dapat terjadi yang dapat menyebabkan sesuatu yang
fatal. Alat-alat pengaman tersebut dapat berupa :
-
Saluran air
-
Alat pemadam kebakaran
-
UPS (Uninteruptible
Power Systems)
4) Stabilizer
5) AC (Air
Conditioner)
6) Pendeteksi kebakaran
A.5. Pengendalian Keamanan Data
Menjaga integritas dan kemanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan
data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan diakses
oleh orang yang tidak berhak.
Cara-cara pengendalian keamanan data :
1) Dipergunakan Data Log
Agenda (Log) dapat digunakan pada proses pengolahan data
untuk memonitor, mencatat dan mengidentifikasi data. Kumpulan data yang akan
dimasukkan ke departemen sistem informasi seharusnya dicatat terlebih dahulu
oleh data control group. File dan program yang dibutuhkan pada operasi
pengolahan data juga harus dicatat oleh librarian di library log. Dengan demikian segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan data
dapat diketahui, diidentifikasi dan dilacak.
Disamping data log, dapat juga digunakan transaction log, yaitu suatu file yang akan berisi
nama-nama pemakai komputer, tanggal, jam, tipe pengolahannya, lokasi, dsb
tentang penggunaan sistem informasi yang perlu diketahui.
2) Proteksi File
Beberapa alat atau teknik tersedia untuk menjaga file
dari penggunaan yang tidak benar yang dapat menyebabkan rusak atau tergantinya
data dengan nilai yang tidak benar, diantaranya adalah :
-
Cincin proteksi
pita magnetik
-
Write-protect tab
Suatu tab yang dapat digeser naik
atau turun di disket untuk membuat disket hanya dapat dibaca.
-
Label ekternal
dan label internal
-
Read-only storage
3) Pembatasan pengaksesan (access
restriction)
Tujuan sekuriti yang penting adalah untuk mencegah
personil yang tidak berwenang untuk dapat mengakses data.
Pengaksesan harus dibatasi untuk mereka yang tidak
berhak dengan cara :
-
Isolasi fisik
Data yang penting dapat secara fisik diisolasi dari
penggunaan personil-personil yang tidak berhak.
-
Otorisasi dan identifikasi
Tiap-tiap personil yang berhak mengakses data telah
diotorisasi dan diberi pengenal (diidentifikasi) dengan memberikan password
kepada personil.
-
Automatic
lockout
Untuk mencegah seseorang mencoba-coba password
berulang-ulang, biasanya mencoba password hanya diberikan kesempatan tiga kali.
-
Pembatasan pemakaian
-
Mengunci keyboard
4) Data back-up dan recovery
Pengendalian
back-up dan recovery diperlukan untuk berjaga-jaga jika file atau database
mengalami kerusakan, kesalahan data, atau kehilangan data.
Back-up adalah salinan dari file atau database di tempat yang terpisah.
Recovery adalah file atau database yang telah diperbaiki dari kerusakan, kesalahan
atau kehilangan datanya.
Ada 5 tipe
penyebab yang dapat mengakibatkan kesalahan, kerusakan atau kehilangan data :
-
Disebabkan oleh
kesalahan program (program error)
-
Disebabkan oleh
kesalahan perangkat lunak sistem (systems software error)
-
Disebabkan oleh
kegagalan perangkat keras (hardware
failure)
-
Disebabkan oleh
kesalahan prosedur (procedural error)
-
Disebabkan oleh
kegagalan lingkungan (environmental
failure)
B. PENGENDALIAN
APLIKASI
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengolahan
aplikasinya.
Pengendalian aplikasi terdiri dari :
1. Pengendalian-pengendalian Masukan (Input Control)
2. Pengendalian-pengendalian Pengolahan
(Processing Control)
3. Pengendalian-pengendalian Keluaran (Output Controls)
B.1. Pengendalian-pengendalian
Masukan
Pengendalian masukan mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa data transaksi
yang valid telah lengkap, terkumpul semuanya serta bebas dari kesalahan sebelum
dilakukan proses pengolahannya.
Data input yang akan dimasukkan ke dalam komputer dapat melibatkan dua
tahap, yaitu :
a) Data Capture (Penangkapan data) merupakan proses mengidentifikasikan dan mencatat
kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi.
b) Data Entry (Pemasukan data) merupakan proses membacakan atau
memasukkan data ke dalam komputer.
Pada tahap data capture dapat
dilakukan pengendalian sbb :
1) Nomor urut tercetak pada dokumen dasar
Dokumen dasar harus diberi nomor urut yang sudah
tercetak. Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk mengetahui bila ada dokumen
yang hilang.
2) Ruang maksimum untuk masing-masing field di dokumen dasar
Dokumen dasar dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
ada field data yang meleset, yang dapat dilakukan dengan menyediakan ruang
maksimum untuk masing-masing field data, sehingga kelebihan digit atau karakter
dapat terlihat. Pengendalian ini merupakan pengendalian untuk kebenaran data.
3) Kaji ulang data
Personil yang mengisi dokumen dasar harus mengkaji
ulang kembali data yang dicatatnya, dengan cara meneliti kembali kelengkapan
dan kebenaran datanya.
4) Verifikasi data
Dokumen dasar yang sudah diisi oleh seorang personil
dapat diverifikasi kelengkapan dan kebenarannya oleh personil yang lainnya.
Pengendalian pada tahap pemasukkan data berupa pengecekan yang telah
terprogram di dalam program aplikasi dan disebut dengan Programmed Check (pengecekan
program).
Pengendalian yang ada di programmed
check dapat berupa :
1) Echo check
Data yang diketikkan pada keyboard untuk dimasukkan ke
komputer akan ditampilkan (echo) pada
layar terminal. Dengan demikian operator dapat membandingkan antara data yang
diketikkan dengan data yang seharusnya dimasukkan. Program dibuat sedemikian
rupa dengan memberikan kesempatan pada operator untuk memperbaiki bila data
yang diketikkan salah.
2) Existence check
Kode yang dimasukkan dibandingkan dengan daftar
kode-kode yang valid dan sudah diprogram.
3) Matching check
Pengecekan ini dilakukan dengan membandingkan kode
yang dimasukkan dengan field di file induk bersangkutan.
4) Field check
Field dari data yang dimasukkan diperiksa kebenarannya
dengan mencocokkan nilai dari field data tersebut dengan tipe field-nya, apakah
bertipe numerik, alphabetik, atau tanggal.
5) Sign check
Field dari data yang bertipe numerik dapat diperiksa
untuk menentukan apakah telah berisi dengan nilai yang mempunyai tanda yang
benar, positif atau negatif.
6) Relationship check atau logical
check
Hubungan antara item-item data input harus sesuai dan masuk akal.
Pengecekan ini berfungsi untuk memeriksa hubungan antara item-item data input
yang dimasukkan ke komputer. Kalau tidak masuk akal, maka akan ditolak oleh
komputer.
7) Limit check atau reasonable check
Nilai dari input data diperiksa apakah cukup beralasan
atau tidak.
Contohnya,tanggal transaksi yang terjadi adalah 30 Februari 2000 adalah
tidak beralasan.
8) Range check
Nilai yang dimasukkan dapat diseleksi supaya tidak
keluar dari jangkauan nilai yang sudah ditentukan.
9) Self-checking digit check
Self-checking digit check adalah pengecekan untuk memeriksa
kebenaran dari digit-digit data yang dimasukkan. Pengecekan ini digunakan
karena operator cenderung melakukan kesalahan memasukkan digit-digit data.
10)Sequence check
Sequence
check memeriksa urutan dari record data
yang dimasukkan dengan cara membandingkan nilai field record tersebut dengan
nilai field record sebelumnya yang terakhir dimasukkan.
11)Label check
Untuk menghindari kesalahan penggunaan file, maka
label internal yang ada di simpanan luar dapat diperiksa untuk dicocokkan
dengan yang seharusnya digunakan.
12)Batch control total check
Batch control total check umumnya diterapkan pada pengolahan
data dengan metode batch processing.
13)Zero-balance check
Bila transaksi yang dimasukkan merupakan nilai-nilai yang saling
mengimbangi, misalnya nilai-nilai debet dan nilai-nilai kredit, maka
nilai-nilai tersebut harus imbang atau kalau dikurangkan selisihnya harus nol. Zero-balance check akan melakukan
pengecekan selisih antara dua sisi tersebut harus imbang.
B.2.
Pengendalian-pengendalian Pengolahan
Tujuan dari pengendalian-pengendalian
pengolahan adalah untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses
pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukkan ke dalam komputer.
Kesalahan pengolahan dapat terjadi karena program aplikasi yang digunakan untuk
mengolah data mengandung kesalahan.
Kesalahan-kesalahan yang umumnya
disebabkan oleh kesalahan dalam program adalah :
1) Overflow
Overflow terjadi jika proses
pengolahan mengandung perhitungan yang hasilnya terlalu besar atau terlalu
kecil, sehingga tidak muat untuk disimpan di memori komputer. Jika terjadi overflow, maka hasil dari proses
pengolahan data menjadi tidak tepat lagi.
2) Kesalahan logika program
Kesalahan ini merupakan kesalahan
yang berbahaya dan sulit untuk dilacak, karena kesalahan logika program tidak
dapat ditunjukkan oleh komputer dan tetap akan didapatkan hasilnya, tetapi
dengan hasil yang salah.
3) Logika program yang tidak lengkap
4) Penanganan pembulatan yang salah
Permasalahan pembulatan terjadi bila
tingkat ketepatan yang diinginkan dari perhitungan arithmatika lebih kecil dari
tingkat ketepatan yang terjadi.
5) Kesalahan akibat kehilangan atau kerusakan record.
6) Kesalahan urutan data
7) Kesalahan data di file acuan (reference file)
8) Kesalahan proses serentak
Kesalahan proses serentak (concurency) terjadi jika sebuah file di
dalam basis data dipergunakan oleh lebih dari seorang pemakai dalam network.
B.3. Pengendalian-pengendalian
Keluaran
Keluaran (output) yang merupakan produk dari pengolahan data dapat
disajikan dalam bentuk hard copy dan soft copy.
Pengendalian-pengendalian keluaran dimaksudkan untuk diterapkan pada kedua
macam bentuk keluaran tersebut.
Dalam bentuk hard copy keluaran yang paling banyak
dilakukan adalah berbentuk laporan yang dicetak menggunakan printer.
Dalam bentuk soft copy yang
paling umum adalah berbentuk tampilan di layar terminal.
Untuk menghasilkan laporan yang berbentuk hard copy dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1)
Tahap
menyediakan media laporan
2)
Tahap memproses
program yang menghasilkan laporan
3)
Tahap pembuatan
laporan di printer file
4)
Tahap
pengumpulan laporan
5)
Tahap mencetak
laporan di media kertas
6)
Tahap mengkaji
ulang laporan
7)
Tahap pemilahan
laporan
8)
Tahap
distribusi laporan
9)
Tahap kaji
ulang laporan oleh pemakai laporan
10)
Tahap
pengarsipan laporan
11)
Tahap
pemusnahan laporan yang sudah tidak diperlukan
Pengendalian-pengendalian keluaran yang dapat dilakukan untuk masing-masing
tahap keluaran adalah sebagai berikut :
1) Pengendalian pada tahap penyediaan media laporan.
Pengendalian terhadap penyimpanan media laporan ini
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-
Menyelenggarakan
sistem penyimpanan media laporan tercetak.
-
Pengendalian
terhadap pengaksesannya
-
Pemberian nomor
urut
-
Penyimpanan cap
pengesahan yang terpisah
2) Pengendalian pada tahap pemrosesan program penghasil laporan.
Pengendalian
pada proses program yang digunakan untuk mencetak laporan merupakan
pengecekan-pengecekan yang sudah dipasang di dalam program. Pengendalian ini
bertujuan untuk menjamin kebenaran dan kelengkapan informasi yang dicetak di
dalam laporan.
3) Pengendalian pada tahap pembuatan printer file.
Kemungkinan suatu laporan tidak langsung dicetak ke
printer, tetapi direkam terlebih dahulu ke file, karena disebabkan oleh
beberapa hal, seperti :
-
Menunggu
printer yang sedang digunakan oleh proses yang lain.
-
Bentuk dan isi
laporan akan dimodifikasi kembali.
Kalau printer file digunakan, maka harus dilakukan
pengendalian-pengendalian sebagai berikut :
-
Isi dari pinter
file tidak dapat diubah oleh orang lain yang tidak berhak.
-
Printer file
tidak disalin oleh orang lain yang tidak boleh melihat isi laporan.
-
Printer file
hanya dicetak untuk keperluan yang sah saja dan dihapus bila sudah tidak
diperlukan
4) Pengendalian pada tahap pencetakan laporan.
Pengendalian pada tahap ini mempunyai dua tujuan utama
untuk :
-
meyakinkan
bahwa yang dicetak hanya sejumlah tembusan yang diperlukan saja
-
mencegah isi
dari laporan tidak terbaca oleh orang lain yang tidak berhak
5) Pengendalian pada tahap pengumpulan laporan.
Setelah laporan dicetak, maka harus dikumpulkan segera
oleh staf bagian pengendalian. Semua laporan dapat diletakkan terlebih dahulu
di tempat yang khusus dan terkunci sebelum didistribusi-kan. Laporan tidak
boleh ditinggal di ruang komputer secara sembarangan, karena dapat hilang atau
terbaca oleh orang lain yang tidak berhak.
6) Pengendalian pada tahap kaji ulang laporan.
Sebelum laporan didistribusikan dan digunakan oleh
pemakai laporan, maka laporan-laporan tersebut harus bebas dari kesalahan serta
harus mencerminkan informasi yang tidak menyesatkan. Untuk itu laporan sebelum
didistribusikan harus diperiksa kembali atau dikaji ulang terhadap kesalahan
yang tampak, misalnya field yang mengandung nilai yang tidak masuk akal,
cetakan yang tidak benar, data yang hilang atau tidak terbaca, dsb.
7) Pengendalian pada tahap pemilahan program.
Jika laporan terdiri dari beberapa halaman atau
terdiri dari beberapa macam untuk beberapa pemakai yang berbeda, maka laporan
tersebut perlu untuk dipilah dalam kelompok-kelompok tertentu. Staf bagian pengendalian
harus turut mengawasi dan mengecek bahwa laporan-laporan tersebut telah
lengkap, tidak ada yang hilang dan tidak difotokopi atau disalin. Kemudian
laporan yang sudah dipilah harus langsung didistribusikan.
8) Pengendalian pada tahap distribusi laporan.
Pengendalian yang dapat diterapkan pada tahap ini
adalah :
-
Laporan dapat
diberi tanggal kapan dibuat, sehingga distribusi yang terlambat dapat diketahui
oleh pemakainya.
-
Dibuat daftar
distribusi siapa-siapa saja yang berhak untuk menerima laporan, sehingga
distribusi tidak keliru ke pihak lain yang tidak berhak.
-
Untuk laporan
yang penting, harus dibuat daftar penerimaan yang ditandatangani oleh si
penerima laporan sebagai bukti bahwa laporan telah didistribusikan dan diterima
dengan benar dan lengkap.
9) Pengendalian pada tahap kaji ulang oleh pemakai.
Penerima laporan sebaiknya mengkaji ulang isi dari
laporan yang diterimanya sebelum menggunakannya untuk mendeteksi kesalahan yang
mungkin ada. Pemakai laporan harus memberikan umpan balik kepada bagian Sistem
Informasi terhadap kesalahan atau ketidaksesuaian serta perbaikan lebih lanjut
terhadap laporan yang digunakannya, sehingga untuk di kemudian hari laporan
dapat lebih efektif.
10) Pengendalian pada tahap pengarsipan laporan.
Jika laporan sudah tidak digunakan lagi oleh pemakai
laporan pada suatu saat tertentu, tetapi masih penting untuk digunakan di masa
mendatang, maka laporan tersebut harus diarsip dengan baik. Pengarsipan laporan
harus aman, tidak mudah dijangkau oleh orang lain yang tidak berhak.
11) Pengendalian pada tahap pemusnahan laporan.
Bila laporan sudah tidak digunakan lagi selamanya,
maka laporan harus dimusnahkan. Pemusnahan laporan harus benar-benar dilakukan
tak berbekas, yang dapat dilakukan dengan dibakar atau dihancurkan dengan alat
pengracik kertas.
Laporan yang berbentuk soft copy,
informasi ditampilkan pada layar terminal. Pengendalian yang dilakukan pada
laporan yang berbentuk soft copy meliputi :
1) Pengendalian pada informasi yang ditansmisikan
Pengendalian ini dimaksudkan supaya orang yang tidak
berhak tidak dapat menyadap di tengah jalur untuk informasi yang dikirimkan.
Kalau transmisi informasi menggunakan jalur telekomunikasi, maka dapat
dilakukan dengan menyandikan (encryption) informasi yang
ditransmisikan. Kalau pengiriman informasi sifatnya lokal dengan menggunakan
kabel, maka jalur kabel harus diawasi supaya penyadapan kabel (wiretapping) dapat dicegah.
2) Pengendalian pada tampilan di layar terminal
Pengendalian ini berguna untuk mencegah mereka yang
tidak berhak untuk dapat melihat informasi yang ditampilkan di layar terminal.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :
-
Menempatkan
masing-masing terminal di ruangan yang terpisah.
-
Menampilkan
informasi yang penting dan tidak ingin terlihat orang lain dengan tampilan intensitas rendah (low intensity) di layar
terminal, sehingga tidak mudah dibaca dari jarak jauh.
-
Meletakkan
terminal yang menghadap ke tembok, sehingga tidak mudah terlihat bagi mereka
yang lewat.
Memeriksa Keefektifan
Pengendalian-pengendalian Yang Dipasang
Salah satu cara untuk menyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian telah
diterapkan dan beroperasi semestinya dapat dilakukan dengan memeriksa
pengendalian-pengendalian yang ada secara rutin. Cara ini disebut dengan Pemeriksaan Sistem-sistem Informasi (Information
Systems Audit)
Pengauditan
sistem-sistem informasi didefinisikan oleh Weber (1999) sebagai : suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti untuk menentukan apakah suatu sistem komputer telah menjaga
aktiva-aktiva, menjaga integritas data, membuat sasaran organisasi dicapai
secara efektif dan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien.
Pengauditan sistem-sistem informasi mempunyai tujuan untuk :
a. Meningkatkan keamanan dari
aktiva-aktiva
b. Meningkatkan integritas data
c. Meningkatkan efektivitas sistem
d. Meningkatkan efisiensi sistem
Pengauditan sistem-sistem informasi menggunakan lima macam prosedur sebagai
berikut :
1. Prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman dari
pengendalian-pengendalian yang ada.
Teknik-teknik yang digunakan adalah bertanya, inspeksi
dan observasi untuk mendapatkan pemahaman apakah pengendalian-pengendalian
sudah diterapkan.
2. Pengujian terhadap pengendalian-pengendalian (Test of controls).
Teknik-teknik yang digunakan adalah bertanya, inspeksi
dan observasi untuk menilai apakah pengendalian-pengendalian yang ada sudah
beroperasi dengan efektif.
3. Pengujian terhadap nilai-nilai transaksi secara terinci (Substantive tests of details of transactions).
Pengujian
ini dilakukan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan rupiah di
transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan kesalahan di laporan-laporan
keuangan.
4. Pengujian terhadap nilai-nilai di saldo rekening secara terinci (Substantive tests of details of account
balances).
Pengujian ini difokuskan pada saldo-saldo
rekening-rekening neraca dan laporan rugi laba.
5. Prosedur-prosedur kaji analitikal (Analytical
review procedures).
Pengujian ini difokuskan pada hubungan antara
item-item data dengan maksud untuk mengidentifikasikan area-area yang
membutuhkan pekerjaan audit lebih lanjut.
Komentar